Tuesday 8 April 2014

Buku adalah Tempat yang Aku Tuju Untuk Kesasar :D



Rasa-rasanya buku-buku yang aku review di sini kebanyakan udah kuno dan nggak up date :p

Tapi sebenarnya... mungkin karena aku setia sama buku-buku lama :)
Banyak alesannya kenapa aku suka buku-buku lama... salah satunya.. mereka selalu bisa sukses menghanyutkanku ke dalam cerita mereka. :D 

Tapi kalau aku inget-inget lagi kayaknya enggak, deh... aku bisa terhanyut ke sebuah buku entah itu kuno atau anyar... yang terpenting adalah cerita dan bagaimana cara penulis dengan ciri khasnya masing-masing bermain-main dengan bahasa mereka dalam buku tersebut :)

Kalau udah gitu.. rasanya tak ingin menghentikan apa yang tengah ku baca sampai si buku mendadak tanpa aku sadari memperlihatkan tulisan TAMAT, THE END ataupun sejenisnya padaku. Dan yah.. saat itu aku sering dilanda perasaan kehilangan campur aduk dengan kepuasan karena akhirnya tau bagaimana cerita itu berakhir, kehilangan karena nggak mungkin aku bisa nemuin cerita sekeren buku yang barusan aku baca itu lagi :p

Katanya buku itu jendela dunia... tapi kalau menurutku buku adalah tempat yang aku tuju untuk kesasar :D

Seandainya Mereka Bisa Bicara



Ini sih sebenarnya judul sebuah buku :)
 
Awal mula tau buku ini dari baca tetraloginya Laskar Pelangi... judul buku ini lumayan sering disebut-sebut di dalam bukunya Andrea Hirata tepatnya sehubungan dengan ingatan si Ikal akan A Ling.

Penasaran... lalu nyoba baca bukunya :D

Jadi... buku ini menceritakan tentang seorang dokter hewan. Namanya James Heriot, yang baru saja lulus dari sekolah kedokteran hewan dan mendapat pekerjaan di sebuah klinik di Darrowby, Yorkshire Dales sebuah daerah perbukitan Inggris. Klinik milik seseorang bernama Siegfried Farnon.

Di dalam buku tersebut, James Heriot menceritakan susah dan senangnya menjadi dokter hewan. Dan kekonyolan-kekonyolan yang terjadi berkaitan dengan profesinya, bertemu dengan bermacam-macam orang, bermacam-macam kasus maupun keributan yang ditimbulkan kakak beradik Farnon. Terlebih karakter dari Siegfried Farnon itu sendiri yang menimbulkan kelucuan. Kocak abiiisss.. :D

Friday 4 April 2014

Perfume: The Story of a Murderer





Hmm.. judulnya aja udah bikin merinding, ya... 
tapi percaya deh.. nggak seserem nonton Malam Satu Suro-nya Suzana. Hanya aja... setelah ngebaca buku ini jadi punya perasaan pingin mengendikan kepala terus :D
buku ini banyak menuai pujian karena memang ceritanya keren, ya ku akui emang bikin penasaran dan terhanyut ke dalam ceritanya meski yah... ada hal-hal yang menurutku “ugh”.
Kalau dibanding bukunya aku lebih duluan nonton filmnya. Dan beneran deh... filmnya adalah film paling memualkan yang pernah aku tonton. Bukan karena banyaknya adegan berdarah-darah kayak kepala lepas dari badan atau sejenisnya, BUKAN... namun karena tingkah manusia di dalam cerita tersebut. Manusia dengan sisi kemanusiaan mereka yang membuat mereka berbeda dengan hewan bisa se.. se.. semenjijikan itu..
Aku bener-bener terguncang setelah nonton film ini, saat aku inget beberapa hal dalam film itu apalagi di bagian endingnya... aku nyaris muntah saking mualnya dan hal tersebut berlanjut sampai berhari-hari. Salut dah sama orang-orang produksi film tersebut, mereka sangat TOTAL. Adegan-adegan dalam film itu jugalah yang memicu rasa penasaranku akan cerita aslinya, apa benar dibukunya ada hal-hal semengerikan itu hanya karena setetes parfum??
Filmnya berjudul “Perfume: The Story of a Murderer” dirilis tahun 2006 produksi Jerman diangkat dari novel  Das Parfum: Die Geschichte eines Mörders karya Patrick Süskind. Aku akan menceritakan tentang bukunya saja.

Thursday 3 April 2014

Sapardi Djoko Damono dan Hujan



Aku suka hujan. :)

Sehingga aku jadi suka gambar maupun kata-kata yang berkaitan dengan hujan. Dulu waktu masih di sekolah menengah aku mulai kenal sama puisinya Bapak Sapardi. Puisinya selalu terasa tulus, pemilihan kata-kata beliau di setiap puisinya sangat aku sukai, lebih-lebih di puisi beliau juga sering ada hujannya.

 HUJAN BULAN JUNI

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

Ini adalah puisi paling berkesan buatku.. karena sebenarnya aku lahir di bulan Juni dan judulnya “hujan bulan Juni”... seolah ini puisi emang khusus buat aku, hahaha :p *Keep_dreaming*

Wednesday 2 April 2014

Adipati Karna


Karna, panglima Astina yang selalu mengangkat dagunya, tapi sungguh rendah hati sikapnya. Selama ini dikenal sebagai anak pungut kusir Adirata dan istrinya yang benama Radha. Tersebutlah riwayat bahwa bayi itu dihanyutkan oleh Dewi Kunti, ibunya sendiri. Karena lahir sebagai hasil hubungan gelap dengan Batara Surya.

 
Mencapai usia remaja, Karna menjadi dekat dengan para Kurawa. Agaknya karena Adirata menjadi sais istana. Namun para Kurawa menyukainya, karena Karna menjadi andalan mereka untuk menyaingi Arjuna. Meskipun Durna berjanji hanya memberi ilmu kepada keturunan Baratha, namun Kurawa selalu melibatkan Karna dan ketrampilannya membuat Durna tak bisa menolak.