Hmm.. judulnya aja udah bikin merinding, ya...
tapi percaya deh.. nggak seserem nonton Malam Satu Suro-nya
Suzana. Hanya aja... setelah ngebaca buku ini jadi punya perasaan pingin
mengendikan kepala terus :D
buku ini banyak menuai pujian karena memang ceritanya keren,
ya ku akui emang bikin penasaran dan terhanyut ke dalam ceritanya meski yah... ada
hal-hal yang menurutku “ugh”.
Kalau dibanding bukunya aku lebih duluan nonton filmnya. Dan
beneran deh... filmnya adalah film paling memualkan yang pernah aku tonton.
Bukan karena banyaknya adegan berdarah-darah kayak kepala lepas dari badan atau
sejenisnya, BUKAN... namun karena tingkah manusia di dalam cerita tersebut.
Manusia dengan sisi kemanusiaan mereka yang membuat mereka berbeda dengan hewan
bisa se.. se.. semenjijikan itu..
Aku bener-bener terguncang setelah nonton film ini, saat aku
inget beberapa hal dalam film itu apalagi di bagian endingnya... aku nyaris
muntah saking mualnya dan hal tersebut berlanjut sampai berhari-hari. Salut dah
sama orang-orang produksi film tersebut, mereka sangat TOTAL. Adegan-adegan
dalam film itu jugalah yang memicu rasa penasaranku akan cerita aslinya, apa
benar dibukunya ada hal-hal semengerikan itu hanya karena setetes parfum??
Filmnya berjudul “Perfume: The Story of a Murderer” dirilis
tahun 2006 produksi Jerman diangkat dari novel Das Parfum: Die Geschichte eines Mörders
karya Patrick Süskind. Aku akan menceritakan tentang bukunya saja.