Friday 4 April 2014

Perfume: The Story of a Murderer





Hmm.. judulnya aja udah bikin merinding, ya... 
tapi percaya deh.. nggak seserem nonton Malam Satu Suro-nya Suzana. Hanya aja... setelah ngebaca buku ini jadi punya perasaan pingin mengendikan kepala terus :D
buku ini banyak menuai pujian karena memang ceritanya keren, ya ku akui emang bikin penasaran dan terhanyut ke dalam ceritanya meski yah... ada hal-hal yang menurutku “ugh”.
Kalau dibanding bukunya aku lebih duluan nonton filmnya. Dan beneran deh... filmnya adalah film paling memualkan yang pernah aku tonton. Bukan karena banyaknya adegan berdarah-darah kayak kepala lepas dari badan atau sejenisnya, BUKAN... namun karena tingkah manusia di dalam cerita tersebut. Manusia dengan sisi kemanusiaan mereka yang membuat mereka berbeda dengan hewan bisa se.. se.. semenjijikan itu..
Aku bener-bener terguncang setelah nonton film ini, saat aku inget beberapa hal dalam film itu apalagi di bagian endingnya... aku nyaris muntah saking mualnya dan hal tersebut berlanjut sampai berhari-hari. Salut dah sama orang-orang produksi film tersebut, mereka sangat TOTAL. Adegan-adegan dalam film itu jugalah yang memicu rasa penasaranku akan cerita aslinya, apa benar dibukunya ada hal-hal semengerikan itu hanya karena setetes parfum??
Filmnya berjudul “Perfume: The Story of a Murderer” dirilis tahun 2006 produksi Jerman diangkat dari novel  Das Parfum: Die Geschichte eines Mörders karya Patrick Süskind. Aku akan menceritakan tentang bukunya saja.

Ceritanya berlatar belakang Prancis pada abad ke-18. Menceritakan seorang laki-laki jenius dalam bidang aroma, Jean -Baptiste Grenouille. Sejak kelahirannya dia sudah tidak diinginkan, ibunya berusaha membuang bayinya di pasar.
Toh  ini  sudah  yang  kelima kalinya. Semua proses persalinan dilakukan di warung ikan seperti ini, dalam kondisi keguguran atau bayi
setengah sempurna, karena daging belepotan darah yang keluar dari rahim itu tak ubahnya  jeroan ikan yang berserakan di situ. Kalaupun sukses lahir, hidup si bayi juga tak lama.
Ibunda Grenouille tak pernah terlalu ambil pusing karena biasanya saat magrib seluruh porak poranda ini sudah akan tersiram bersih dan diserok ke tanah pekuburan atau ke sungai.
Demikian pula yang akan terjadi hari ini.
Sungguh pembukaan ceritanya yang cukup bikin alis bertaut, tapi udah nggak kaget.. soalnya udah pernah nonton filmnya.
Namun percobaan pembuangan itu berakhir dengan jerit tangis bayi Grenouille, ibunya dijebloskan di penjara dan dipenggal. Setelah itu Grenouille dirawat rumah yatim-piatu dan beberapa ibu susu menolak untuk menyusuinya, salah satunya beralasan karena bayi Grenouille membuatnya takut karena dia sama sekali tidak berbau, tidak ada aroma lebih tepatnya. Lalu dia dipindahkan ke Madame Gaillard, di tempatnya itulah Grenouille tumbuh.. dan anak-anak yang lain pernah mencoba untuk membunuhnya namun gagal karena Grenouille tidak mudah untuk disingkirkan, dan lama kelamaan mereka menganggapnya tidak ada. Dan di situ pulalah Grenouille mengerti akan kemampuannya yang berbeda dari manusia yang lain, dia bisa mencium berbagai macam aroma.
Pada  usia  enam  tahun  ia  sudah  sangat mampu memahami lingkungan dengan penciuman. 
Tak ada benda apa  pun  dalam  rumah  Madame  Gaillard, tidak juga sepanjang jalur utara jalan Charonne ‐ orang, pohon, semak,  tiang  pancang,  noda  kecil  atau  besar-yang tidak dikenalinya berdasarkan bau. 
Ia juga mampu mengenali lagi benda yang sama berdasaran keunikan benda tersebut  dalam  ingatan.  Otaknya  menyimpan  memori tentang  puluhan,  bahkan  ratusan  ribu  aroma  spesifik masing-masingnya secara acak kapan saja saat mencium bau yang sama, tapi juga mampu 
membaui saat mengingat -tanpa  harus  mencium  bau  yang  sama. 
Terlebih  lagi, imajinasinya  mampu  menyusun  kombinasi  baru  dari masing masing  aroma  tersebut  sedemikian  rupa  sampai tercipta aroma yang tak ada di dunia nyata. Grenouille bagai  seorang  otodidak  penyusun  perbendaharaan raksasa  pustaka  aroma  yang  membuatnya  mampu menciptakan  banyak  sekali  kalimat  tentang  aroma.
Hebatnya lagi, semua ini terbentuk saat normalnya anak kecil  masih  harus  berusaha  keras  mengingat  kata  agar mampu menyusun kalimat koheren yang menggambarkan dunia sekeliling.
Madame Gaillard juga menemukan keanehan dari Grenouille karena bocah itu sama sekali tidak kenal rasa takut saat bocah-bocah seusianya ketakutan bila disuruh mengambil sesuatu di loteng Grenouille kerap diminta mengambil sesuatu ke sana ataupun mengambil kayu bakar digudang pada malam hari bahkan tanpa lentera sama sekali tanpa tersandung, terjatuh, atau terjerembab.
Ia menyadari bahwa anak ini punya  kemampuan  dan  kualitas  tersendiri  yang  sangat tidak biasa  kalau tak mau dibilang ajaib. Terutama sejak ia tahu bahwa tak seperti anak kecil lain, Grenouille sama sekali asing dengan rasa takut terhadap 
kegelapan dan malam hari. Kau bisa menyuruhnya pergi ke loteng kapan saja,  sementara  anak anak  lain  biar  ditemani  lentera sekalipun pasti tak akan berani. 
Atau disuruh mengambil kayu bakar di gudang saat tengah malam. Grenouille tak pernah membawa penerangan apa pun, tapi selalu mampu menemukan jalan dan kembali dengan barang yang 
diminta tanpa  membuat  kesalahan - tidak  pakai  terjatuh, tersandung,  atau  terjerembab. Madame  Gaillard  juga menemukan bahwa Grenouille mampu melihat menembus kertas,  kain,  kayu,  bahkan  tembok  dan  pintu  terkunci. Tanpa memasuki pondok ia tahu persis berapa jumlah dan anak yang mana yang ada di dalamnya. Ia tahu ada tidaknya ulat dalam kembang kol sebelum kol itu dibelah. Dan sekali, saat Madame Gaillard yakin sudah 
menyembunyikan uang sedemikian rupa sampai ia sendiri tak bisa menemukan (ia selalu mengubah lokasi penyimpanan), 
Grenouille langsung menunjuk tanpa ragu ke sebuah lokasi rahasia di balik langit langit  perapian   -   dan  memang  benar  adanya!  Ia bahkan  mampu  melihat  masa  depan,  karena  ia  suka meramalkan kunjungan seseorang jauh sebelum orang itu hadir, atau kehadiran badai 
sementara langit pada saat itu cerah. Tak ada yang tahu bahwa Grenouille tidak melihat semua ini dengan mata, tapi mengendusi aromanya dengan hidung yang dari hari ke hari makin 
menegaskan presisi aroma tersebut.
Namun keajaiban Grenouille itu membuatnya resah, hingga dia menjadi punya niat untuk menyingkirkan bocah itu. Dan akhirnya Grenouille dijual ke tukang penyamak kulit, biasanya anak-anak bekerja sebagai tenaga murah untuk melakukan tugas-tugas berbahaya seperti membersihkan  daging dari kulit yang membusuk, mencampur larutan dan bahan celupan beracun untuk proses 
penyamakan, dan membuat larutan alkali yang membakar kulit. Sedemikian berbahaya sampai 
membuat si pemilik usaha enggan menyerahkan pengerjaan pada tenaga ahli dan lebih    suka mempekerjakan imigran, gelandangan, pelacur, atau anak hilang yang tak akan menarik 
perhatian jika terjadi sesuatu.
Di tempat tukang penyamak kulit Grenouille bekerja keras, tak mengeluh  dan  tak  mencolok. Ia menjadi teladan kepatuhan, kesederhanaan, dan ketekunan bekerja. Mematuhi segala perintah 
tanpa bertanya dan tampak puas menerima makanan apa pun yang disodorkan. Tapi itu sebenernya semata-mata dilakukannya karena dia tak melihat pilihan selain patuh untuk bertahan hidup meski dalam hati Grenouille juga ada energi pemberontakan tapi dia memendamnya.
Dan pada suatu hari tanggal 1 September 1753, di Prancis sedang ada acara besar yaitu ulang tahun penobatan Raja Prancis. Kota Paris meriah akan kembang api dan perayaan. Pada saat itu Grenouille menjumpai seorang wanita yang memiliki aroma yang sangat indah. Dia membuntuti wanita itu agar bisa terus mencium aroma tubuhnya, sampai dia akhirnya mencekik wanita itu sampai mati. Terheran-heran akan kewangian aroma tubuh wanita tersebut. Pertemuannya dengan wanita itu membuat dia akhirnya tau apa yang akan dilakukannya, seolah dia mendapat pencerahan. Kelak aroma tersebut akan menjadi obsesi gilanya.
Setelah ikut Grimal bertahun-tahun, Grenouille meminta seorang ahli parfum bernama Giuseppe Baldini yang hampir bangkrut untuk menampungnya agar dia bisa bekerja untuk ahli parfum tersebut. Kedatangannya membuat bisnis Baldini yang hampir jatuh bangkit kembali karena kejeniusan Grenouille membuat parfum-parfum baru.
Ditempat itulah Grenouille belajar seni pembuatan parfum. Aku sangat suka bagian yang ini baik di buku maupun di film bagian saat Grenouille pertama kali membuat parfum. Karena dia benar-benar si jenius aroma.. bakatnya terlihat keren dan mengagumkan. Tapi ini bukan cerita tentang seorang yang bukan siapa-siapa menjadi sesuatu, ini cerita yang lain.. cerita seorang genius gila. Begitulah.. cerita berlanjut dengan Grenouille yang tidak puas karena akhirnya dia menemukan fakta bahwa bau-bauan yang muncul dari benda-benda tertentu tidak bisa dijadikan parfum meskipun Grenouille bisa mencium aroma yang segar dan disukainya dari benda-benda tersebut.
Kendati demikian, tetap ada substansi tertentu yang prosedurnya gagal sama sekali. Misalnya saat Grenouille mencoba menyuling aroma kaca, lempung, aroma dingin sebuah kaca yang mulus, pokoknya benda benda yang tak bisa diendus hidung manusia normal. Ia telah mencoba sedikit pada kaca jendela  dan pecahan botol, dan sekarang ingin mencoba lagi dalam jumlah besar, dalam pecahan -pecahan yang dibuat sehalus debu ‐ semuanya gagal. Selanjutnya ia mencoba menyuling kuningan, porselen dan kulit, kayu, serta kerikil. Tanah juga ia coba suling mentah‐mentah. Begitu pun darah, kayu, ikan segar, dan rambutnya sendiri. Di ujung percobaan, ia menyuling air mentah dari sungai Seine. Aroma uniknya dirasa pantas diabadikan. Ia yakin  bahwa  dengan  bantuan  tabung  penyulingan  ia mampu menjarah aroma unik dari benda benda itu, seperti yang telah kenyang ia lakukan pada tumbuhan, lavender, dan  biji  jintan.  Ia  tak  sadar  bahwa  penyulingan sesungguhnya tak lebih dari sekadar proses memisahkan substansi  kompleks  menjadi  komponen  yang  mudah menguap dan yang tak mudah menguap. Ini hanya berguna dalam  seni  membuat  parfum,  karena  sari  minyak  yang mudah menguap dari tanaman tertentu bisa diekstraksi atau dipisahkan dari substansi lain yang sedikit atau tidak memiliki bau. Pada substansi yang kurang atau tidak memiliki sari minyak, proses penyulingan tentu saja tak berguna.  Buat manusia modern seperti kita hal ini pasti bisa  segera  dipahami,  tapi  dalam  kasus  Grenouille, pengetahuan  ini  didapat  secara  menyakitkan,  setelah melewati  berjam jam  percobaan  yang  mengecewakan.
Menghadapi kegagalan tersebut Grenouille jatuh sakit sampai membuat Baldini panik, karena si ahli pembuat parfum yang mengaku-ngaku parfum buatan Grenouille itu sebagai karyanya masih punya banyak rencana dan impian untuk mengeruk keuntungan dari Grenouille. Namun akhirnya Grenouille sembuh setelah tau dari Baldini bahwa di Grasse ada cara lain untuk mengektrasi aroma. Dan pergilah dia mengembara menuju ke kebebasannya.. selama tujuh tahun tinggal di gua untuk menghindari manusia.
Akhirnya dia keluar dari gua dan kembali ke tujuan semula menuju kota Grasse dan menemukan wangi yang sama dengan wanita yang pernah ditemuinya di Prancis. Anak seorang anggota dewan bernama Laure Richis. Namun wanginya belum sematang yang dia cium saat di Prancis, dia perlu menunggu dua tahun lagi untuk mengambil aromanya. Seolah seperti menunggu buah yang masak untuk dipanen. Selama masa penantian itu Grenouille bekerja di pembuatan parfum kecil milik Madame Arnulfi. Disitulah Grenouille mengasah kemampuannya untuk mengekstrasi berbagai macam bau-bauan dari berbagai macam benda-benda dan akhirnya mulai merambah ke mahluk hidup. Eksperimen-eksperimennya tak jarang pula membunuh berbagai mahluk hidup. Hingga akhirnya dia tersadar untuk memberikan rantai aroma ke aroma yang akan dibuatnya.
Dan jadilah dia membunuh beberapa wanita cantik untuk itu, total yang dia bunuh untuk pembuatan parfumnya ada 24 orang dan jiwa dari parfumnya adalah aroma tubuh Laure Richis. Perlu perjuangan yang lebih keras untuk mendapatkan aroma Laure Richis karena ayahnya yang anggota dewan sudah menduga kalau putrinya sedang diincar. Dan karena membunuh Laurelah dia akhirnya dapat ditangkap.
Hari eksekusi tiba dan Grenouille ditonton oleh banyak orang, dia dibebaskan begitu saja karena wangi parfum buatannya yang berasal dari bau tubuh 25 wanita cantik. Sungguh hanya dengan parfum semacam itu dia dianggap sebagai malaikat dan tidak mungki bersalah. Orang-orang mencintai dan menginginkannya sampai terjadi hal-hal menjijikan di tempat yang seharusnya menjadi tempat eksekusi tersebut.
Akhirnya Grenouille pergi dari situ dan kembali ke Prancis, dia sadar sehebat apapun parfum itu, tidak akan bisa membuat orang lain mencintainya dengan tulus. Mereka hanya mencintainya karena parfum itu. Hingga akhirnya dia berada di Cimetiéres des Innocents berbaur dengan para gelandangan, pelacur, pembunuh, maling, begal, desertir dan bajingan muda.  Di tempat itu dia menguras seluruh parfum buatannya ke seluruh tubuhnya dan orang-orang itu menjadi gila ingin sekali bisa menyentuh dan memiliki sepotong dirinya. Setengah jam kemudian, Jean Baptiste Grenoulle lenyap dari muka bumi.
Dalam  waktu  singkat  malaikat  itu telah terbagi menjadi tiga puluh potong. Setiap “binatang” di tempat itu langsung menyambar potonganpotongan itu untuk diri sendiri. Dipeluk dan diciumi. 
Lantas, terdorong oleh nafsu, mereka melahapnya. Setengah jam kemudian,  Jean Baptiste Grenouilie lenyap dari muka bumi. 
Saat  kanibal kanibal  itu  tersadar,  tak  ada  yang berkomentar.  Ada  yang  bersendawa,  meludah  potongan tulang,  mencungkil  sisa  daging  dengan  lidah,  atau melempar  sobekan  mantel  biru  panjang  ke  perapian. Semua merasa sedikit malu dan takut memandang satu sama lain. Setiap pria dan wanita di tempat itu pernah membunuh atau melakukan berbagai kejahatan lain, tapi memakan  manusia?  Rasanya  tak  percaya  baru  saja melakukan  hal  itu.  Kaget  menyadari  kejadiannya berlangsung  begitu  mudah  sampai  tak  sempat  merasa bersalah. Hanya sedikit malu saja. Dan meski daging sang malaikat terasa agak berat 
mengganjal di perut, hati terasa begitu  ringan.  Tiba tiba  saja  seperti  ada  cahaya  terang memayungi  jiwa  mereka  yang  gelap.  Tak  ada  wajah menyesal. Malah terlihat begitu puas dan  bahagia. Mungkin itu sebabnya mereka malu untuk saling tatap. Saat  keberanian  itu  muncut,  diawali  pandangan  curi-curi,  lalu  terang terangan.  Membuat  mereka  tersenyum. Tersenyum dan bangga. Untuk pertama kali mereka melakukan sesuatu atas nama cinta. 
TAMAT
 Sungguh ending yang sangat mencengangkan dan cukup membuat terguncang juga. Dan sangat.. “ugh”

No comments:

Post a Comment