Hmm.. judulnya aja udah bikin merinding, ya...
tapi percaya deh.. nggak seserem nonton Malam Satu Suro-nya
Suzana. Hanya aja... setelah ngebaca buku ini jadi punya perasaan pingin
mengendikan kepala terus :D
buku ini banyak menuai pujian karena memang ceritanya keren,
ya ku akui emang bikin penasaran dan terhanyut ke dalam ceritanya meski yah... ada
hal-hal yang menurutku “ugh”.
Kalau dibanding bukunya aku lebih duluan nonton filmnya. Dan
beneran deh... filmnya adalah film paling memualkan yang pernah aku tonton.
Bukan karena banyaknya adegan berdarah-darah kayak kepala lepas dari badan atau
sejenisnya, BUKAN... namun karena tingkah manusia di dalam cerita tersebut.
Manusia dengan sisi kemanusiaan mereka yang membuat mereka berbeda dengan hewan
bisa se.. se.. semenjijikan itu..
Aku bener-bener terguncang setelah nonton film ini, saat aku
inget beberapa hal dalam film itu apalagi di bagian endingnya... aku nyaris
muntah saking mualnya dan hal tersebut berlanjut sampai berhari-hari. Salut dah
sama orang-orang produksi film tersebut, mereka sangat TOTAL. Adegan-adegan
dalam film itu jugalah yang memicu rasa penasaranku akan cerita aslinya, apa
benar dibukunya ada hal-hal semengerikan itu hanya karena setetes parfum??
Filmnya berjudul “Perfume: The Story of a Murderer” dirilis
tahun 2006 produksi Jerman diangkat dari novel Das Parfum: Die Geschichte eines Mörders
karya Patrick Süskind. Aku akan menceritakan tentang bukunya saja.
Ceritanya berlatar belakang Prancis pada abad ke-18.
Menceritakan seorang laki-laki jenius dalam bidang aroma, Jean
-Baptiste Grenouille. Sejak kelahirannya dia sudah tidak diinginkan,
ibunya berusaha membuang bayinya di pasar.
Toh ini
sudah yang kelima kalinya. Semua proses persalinan dilakukan di warung ikan seperti ini, dalam kondisi keguguran atau bayi
setengah sempurna, karena daging belepotan darah yang keluar dari rahim itu tak ubahnya
jeroan ikan yang berserakan di situ. Kalaupun sukses lahir, hidup si bayi
juga tak lama.
Ibunda Grenouille tak pernah terlalu ambil pusing karena biasanya saat magrib seluruh porak
poranda ini sudah akan tersiram bersih dan diserok ke tanah pekuburan atau ke sungai.
Demikian pula yang akan terjadi hari ini.
Sungguh pembukaan ceritanya yang cukup bikin alis bertaut,
tapi udah nggak kaget.. soalnya udah pernah nonton filmnya.
Namun percobaan pembuangan itu berakhir dengan jerit tangis
bayi Grenouille, ibunya dijebloskan di penjara dan dipenggal. Setelah itu
Grenouille dirawat rumah yatim-piatu dan beberapa ibu susu menolak untuk
menyusuinya, salah satunya beralasan karena bayi Grenouille membuatnya takut
karena dia sama sekali tidak berbau, tidak ada aroma lebih tepatnya. Lalu dia
dipindahkan ke Madame Gaillard, di tempatnya itulah Grenouille tumbuh.. dan
anak-anak yang lain pernah mencoba untuk membunuhnya namun gagal karena
Grenouille tidak mudah untuk disingkirkan, dan lama kelamaan mereka
menganggapnya tidak ada. Dan di situ pulalah Grenouille mengerti akan
kemampuannya yang berbeda dari manusia yang lain, dia bisa mencium berbagai
macam aroma.
Pada usia enam tahun ia
sudah sangat mampu memahami lingkungan dengan penciuman.
Tak ada benda apa pun
dalam rumah Madame Gaillard, tidak juga sepanjang jalur utara jalan Charonne ‐ orang, pohon, semak,
tiang pancang, noda kecil atau besar-yang tidak dikenalinya berdasarkan bau.
Ia juga mampu mengenali lagi benda yang sama berdasaran keunikan benda tersebut
dalam ingatan. Otaknya menyimpan
memori tentang puluhan, bahkan ratusan ribu
aroma spesifik masing-masingnya secara acak kapan saja saat mencium bau yang sama, tapi juga mampu
membaui saat mengingat -tanpa
harus mencium bau yang sama.
Terlebih lagi, imajinasinya mampu
menyusun kombinasi baru dari masing masing
aroma tersebut sedemikian rupa
sampai tercipta aroma yang tak ada di dunia nyata. Grenouille
bagai seorang otodidak penyusun
perbendaharaan raksasa pustaka aroma yang
membuatnya mampu menciptakan banyak sekali
kalimat tentang aroma.
Hebatnya lagi, semua ini terbentuk saat normalnya anak kecil
masih harus berusaha keras mengingat kata
agar mampu menyusun kalimat koheren yang menggambarkan dunia
sekeliling.
Madame Gaillard juga menemukan keanehan dari Grenouille
karena bocah itu sama sekali tidak kenal rasa takut saat bocah-bocah seusianya
ketakutan bila disuruh mengambil sesuatu di loteng Grenouille kerap diminta
mengambil sesuatu ke sana ataupun mengambil kayu bakar digudang pada malam hari
bahkan tanpa lentera sama sekali tanpa tersandung, terjatuh, atau terjerembab.
Ia menyadari bahwa anak ini
punya kemampuan dan kualitas tersendiri
yang sangat tidak biasa
kalau tak mau dibilang ajaib. Terutama sejak ia
tahu bahwa tak seperti anak kecil lain, Grenouille sama sekali asing dengan rasa takut terhadap
kegelapan dan
malam hari. Kau bisa menyuruhnya pergi ke loteng kapan saja,
sementara anak anak lain biar ditemani
lentera sekalipun pasti tak akan berani.
Atau disuruh mengambil kayu bakar di gudang saat tengah malam. Grenouille tak pernah membawa penerangan apa pun, tapi selalu mampu menemukan jalan dan kembali dengan barang yang
diminta tanpa membuat kesalahan -
tidak pakai terjatuh, tersandung, atau terjerembab.
Madame Gaillard
juga menemukan bahwa Grenouille mampu melihat menembus kertas,
kain, kayu, bahkan tembok dan pintu
terkunci. Tanpa memasuki pondok ia tahu persis berapa jumlah dan
anak yang mana yang ada di dalamnya. Ia tahu ada tidaknya
ulat dalam kembang kol sebelum kol itu dibelah. Dan sekali, saat Madame Gaillard yakin sudah
menyembunyikan uang sedemikian rupa sampai ia sendiri tak bisa menemukan (ia selalu mengubah lokasi penyimpanan),
Grenouille langsung menunjuk tanpa ragu ke sebuah lokasi rahasia di balik langit
langit perapian - dan memang benar
adanya! Ia bahkan mampu melihat masa depan,
karena ia
suka meramalkan kunjungan seseorang jauh sebelum orang itu hadir, atau kehadiran badai
sementara langit pada saat itu cerah. Tak ada yang tahu bahwa Grenouille tidak melihat
semua ini dengan mata, tapi mengendusi aromanya dengan hidung yang dari hari ke hari makin
menegaskan presisi aroma tersebut.
Namun keajaiban Grenouille itu membuatnya resah, hingga dia
menjadi punya niat untuk menyingkirkan bocah itu. Dan akhirnya Grenouille
dijual ke tukang penyamak kulit, biasanya anak-anak bekerja sebagai tenaga
murah untuk melakukan tugas-tugas berbahaya seperti membersihkan
daging dari kulit yang membusuk, mencampur larutan dan bahan celupan beracun untuk proses
penyamakan, dan membuat larutan alkali yang membakar kulit. Sedemikian berbahaya sampai
membuat si pemilik usaha enggan menyerahkan pengerjaan
pada tenaga ahli dan lebih
suka mempekerjakan imigran, gelandangan, pelacur, atau anak hilang yang tak akan menarik
perhatian jika terjadi sesuatu.
Di tempat tukang penyamak kulit Grenouille
bekerja keras, tak mengeluh dan tak mencolok.
Ia menjadi teladan kepatuhan, kesederhanaan, dan ketekunan bekerja. Mematuhi segala perintah
tanpa bertanya dan tampak puas menerima makanan apa pun yang disodorkan.
Tapi itu sebenernya semata-mata dilakukannya karena dia tak melihat pilihan
selain patuh untuk bertahan hidup meski dalam hati Grenouille juga ada energi
pemberontakan tapi dia memendamnya.
Dan pada suatu hari tanggal 1 September 1753, di Prancis sedang
ada acara besar yaitu ulang tahun penobatan Raja Prancis. Kota Paris meriah
akan kembang api dan perayaan. Pada saat itu Grenouille menjumpai seorang
wanita yang memiliki aroma yang sangat indah. Dia membuntuti wanita itu agar
bisa terus mencium aroma tubuhnya, sampai dia akhirnya mencekik wanita itu
sampai mati. Terheran-heran akan kewangian aroma tubuh wanita tersebut. Pertemuannya
dengan wanita itu membuat dia akhirnya tau apa yang akan dilakukannya, seolah
dia mendapat pencerahan. Kelak aroma tersebut akan menjadi obsesi gilanya.
Setelah ikut Grimal bertahun-tahun, Grenouille meminta
seorang ahli parfum bernama Giuseppe Baldini yang hampir bangkrut untuk
menampungnya agar dia bisa bekerja untuk ahli parfum tersebut. Kedatangannya
membuat bisnis Baldini yang hampir jatuh bangkit kembali karena kejeniusan
Grenouille membuat parfum-parfum baru.
Ditempat itulah Grenouille belajar seni pembuatan parfum. Aku
sangat suka bagian yang ini baik di buku maupun di film bagian saat Grenouille
pertama kali membuat parfum. Karena dia benar-benar si jenius aroma.. bakatnya
terlihat keren dan mengagumkan. Tapi ini bukan cerita tentang seorang yang
bukan siapa-siapa menjadi sesuatu, ini cerita yang lain.. cerita seorang genius
gila. Begitulah.. cerita berlanjut dengan Grenouille yang tidak puas karena
akhirnya dia menemukan fakta bahwa bau-bauan yang muncul dari benda-benda
tertentu tidak bisa dijadikan parfum meskipun Grenouille bisa mencium aroma
yang segar dan disukainya dari benda-benda tersebut.
Kendati demikian, tetap ada substansi tertentu yang prosedurnya gagal sama sekali. Misalnya saat Grenouille mencoba menyuling aroma kaca, lempung, aroma dingin sebuah kaca yang mulus, pokoknya benda
benda yang tak bisa diendus hidung manusia normal. Ia telah mencoba sedikit pada kaca jendela
dan pecahan botol, dan sekarang ingin mencoba lagi dalam jumlah besar, dalam pecahan
-pecahan yang dibuat sehalus debu ‐ semuanya gagal. Selanjutnya ia mencoba menyuling kuningan, porselen dan kulit, kayu, serta kerikil. Tanah juga ia coba suling mentah‐mentah. Begitu pun darah, kayu, ikan segar, dan rambutnya sendiri. Di ujung percobaan, ia menyuling air mentah dari sungai Seine. Aroma uniknya dirasa pantas diabadikan. Ia yakin
bahwa dengan bantuan tabung penyulingan
ia mampu menjarah aroma unik dari benda
benda itu, seperti yang telah kenyang ia lakukan pada tumbuhan, lavender, dan
biji jintan. Ia tak sadar bahwa
penyulingan sesungguhnya tak lebih dari sekadar proses memisahkan substansi
kompleks menjadi komponen yang mudah menguap dan yang tak mudah menguap. Ini hanya berguna dalam
seni membuat parfum, karena sari minyak
yang mudah menguap dari tanaman tertentu bisa diekstraksi atau dipisahkan dari substansi lain yang sedikit atau tidak memiliki bau. Pada substansi yang kurang atau tidak memiliki sari minyak, proses penyulingan tentu saja tak berguna.
Buat manusia modern seperti kita hal ini pasti bisa
segera dipahami, tapi dalam kasus
Grenouille, pengetahuan ini didapat secara
menyakitkan, setelah melewati berjam jam percobaan
yang mengecewakan.
Menghadapi kegagalan tersebut Grenouille jatuh sakit sampai
membuat Baldini panik, karena si ahli pembuat parfum yang mengaku-ngaku parfum
buatan Grenouille itu sebagai karyanya masih punya banyak rencana dan impian
untuk mengeruk keuntungan dari Grenouille. Namun akhirnya Grenouille sembuh
setelah tau dari Baldini bahwa di Grasse ada cara lain untuk mengektrasi aroma.
Dan pergilah dia mengembara menuju ke kebebasannya.. selama tujuh tahun tinggal
di gua untuk menghindari manusia.
Akhirnya dia keluar dari gua dan kembali ke tujuan semula
menuju kota Grasse dan menemukan wangi yang sama dengan wanita yang pernah
ditemuinya di Prancis. Anak seorang anggota dewan bernama Laure Richis. Namun
wanginya belum sematang yang dia cium saat di Prancis, dia perlu menunggu dua
tahun lagi untuk mengambil aromanya. Seolah seperti menunggu buah yang masak
untuk dipanen. Selama masa penantian itu Grenouille bekerja di pembuatan parfum
kecil milik Madame Arnulfi. Disitulah Grenouille mengasah kemampuannya untuk
mengekstrasi berbagai macam bau-bauan dari berbagai macam benda-benda dan
akhirnya mulai merambah ke mahluk hidup. Eksperimen-eksperimennya tak jarang
pula membunuh berbagai mahluk hidup. Hingga akhirnya dia tersadar untuk memberikan
rantai aroma ke aroma yang akan dibuatnya.
Dan jadilah dia membunuh beberapa wanita cantik untuk itu,
total yang dia bunuh untuk pembuatan parfumnya ada 24 orang dan jiwa dari
parfumnya adalah aroma tubuh Laure Richis. Perlu perjuangan yang lebih keras
untuk mendapatkan aroma Laure Richis karena ayahnya yang anggota dewan sudah
menduga kalau putrinya sedang diincar. Dan karena membunuh Laurelah dia
akhirnya dapat ditangkap.
Hari eksekusi tiba dan Grenouille ditonton oleh banyak
orang, dia dibebaskan begitu saja karena wangi parfum buatannya yang berasal
dari bau tubuh 25 wanita cantik. Sungguh hanya dengan parfum semacam itu dia
dianggap sebagai malaikat dan tidak mungki bersalah. Orang-orang mencintai dan
menginginkannya sampai terjadi hal-hal menjijikan di tempat yang seharusnya
menjadi tempat eksekusi tersebut.
Akhirnya Grenouille pergi dari situ dan kembali ke Prancis,
dia sadar sehebat apapun parfum itu, tidak akan bisa membuat orang lain
mencintainya dengan tulus. Mereka hanya mencintainya karena parfum itu. Hingga
akhirnya dia berada di Cimetiéres des Innocents berbaur dengan para
gelandangan, pelacur, pembunuh, maling, begal, desertir dan bajingan muda. Di tempat itu dia menguras seluruh parfum
buatannya ke seluruh tubuhnya dan orang-orang itu menjadi gila ingin sekali
bisa menyentuh dan memiliki sepotong dirinya. Setengah jam kemudian, Jean
Baptiste Grenoulle lenyap dari muka bumi.
Dalam waktu singkat malaikat
itu telah terbagi menjadi tiga puluh potong. Setiap “binatang”
di tempat itu langsung menyambar potonganpotongan itu untuk diri sendiri. Dipeluk dan diciumi.
Lantas, terdorong oleh nafsu, mereka melahapnya. Setengah jam
kemudian, Jean
Baptiste Grenouilie lenyap dari muka bumi.
Saat kanibal kanibal itu
tersadar, tak ada yang berkomentar. Ada
yang bersendawa, meludah potongan tulang,
mencungkil sisa daging dengan lidah,
atau melempar sobekan mantel biru panjang
ke perapian.
Semua merasa sedikit malu dan takut memandang satu sama lain. Setiap pria dan wanita di tempat itu pernah membunuh atau melakukan berbagai kejahatan lain, tapi memakan
manusia? Rasanya tak percaya baru
saja melakukan hal itu. Kaget menyadari
kejadiannya berlangsung begitu mudah sampai
tak sempat merasa bersalah. Hanya sedikit malu saja. Dan meski daging sang malaikat terasa agak berat
mengganjal di perut, hati terasa begitu
ringan. Tiba tiba saja seperti ada cahaya
terang memayungi jiwa mereka yang gelap.
Tak ada
wajah menyesal. Malah terlihat begitu puas dan
bahagia. Mungkin itu sebabnya mereka malu untuk saling tatap. Saat
keberanian itu muncut, diawali pandangan
curi-curi, lalu terang terangan. Membuat mereka
tersenyum.
Tersenyum dan bangga. Untuk pertama kali mereka
melakukan sesuatu atas nama cinta.
TAMAT
Sungguh ending yang
sangat mencengangkan dan cukup membuat terguncang juga. Dan sangat.. “ugh”
No comments:
Post a Comment